Rabu, 19 Februari 2025

Hidroponik A–Z : Pengertian, Jenis & 4 Tips Memulainya

 


hidroponik

Hidroponik semakin diminati oleh warga Indonesia semenjak pandemi tahun 2020. Berdasarkan history pencarian Google Trends bulan Juni tahun 2020 menunjukan puncak popularitas pencarian kata kunci “hidroponik” hingga mencapai nilai 100%.

Kali ini Kebun Pintar akan mengulas secara lengkap tentang Hidroponik dari A – Z untuk dapat dijadikan panduan bagi para petani pemula ataupun bagi para petani yang ingin mengingat kembali ilmu yang sudah dipelajari.


    Pengertian Hidroponik

    Hidroponik adalah sebuah metode bercocok tanam menggunakan air yang dialiri oleh nutrisi hara makro dan mikro sebagai pengganti unsur hara pada tanah. Kata hidroponik berasal dari gabungan dua kata yang berasal dari Yunani yaitu hidro yang berarti air dan ponos yang berarti tenaga kerja. Gabungan kedua kata tersebut dapat diartikan sebagai air yang bekerja.

    Kata tersebut pertama kali muncul dalam artikel majalah ilmiah yang diterbitkan pada bulan Februari 1937 yang ditulis oleh W. F. Gericke. Beliau mengadopsi kata tersebut atas saran Dr. ​​Setchell di University of California.

    Dr. Gericke sendiri mulai bereksperimen dengan teknik penanaman tersebut pada akhir 1920-an dan kemudian menerbitkan salah satu buku mengenai bertanam tanpa tanah. Beliau menyarankan bahwa kemampuan untuk menghasilkan tanaman tidak lagi terikat dengan tanah, akan tetapi beberapa tanaman tertentu dapat tumbuh bahkan tanpa tanah pada suatu wadah yang berisi larutan hara tanaman.

    Apa Itu Hidroponik?

    Menurut website UMass Extension dari University of Massachusetts Amherst yang ditulis oleh John pada tahun 2009, pada dasarnya merupakan suatu metode produksi tanaman, dimana tanaman di tanam dalam larutan nutrisi, bukan di tanah. Selain itu, selama beberapa tahun terakhir, sudah terdapat banyak variasi sistem yang telah dikembangkan.

    Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik

    Semua metode yang pernah ada di dunia pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sebelum memulainya, alangkah baiknya jika kita dapat mengenali apa saja kelebihan dan kekurangan bercocok tanam dengan menggunakan metode ini.

    Kelebihan Hidroponik

    Metode yang saat ini telah banyak dikenal tentunya memiliki beberapa kelebihan seperti:

    1. Relatif mudah untuk dibudidayakan dan tidak terdapat masalah seperti penyakit dan hama yang biasa menyerang melalui tanah, sehingga mampu mengurangi atau menghilangkan penggunaan pestisida kimia.
    2. Tanaman dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang ditanam di tanah karena tidak ada hambatan mekanis yang terjadi pada akar dan seluruh nutrisi untuk pertumbuhan tanaman sudah tersedia melalui nutrisi pada air.
    3. Tanaman dalam sistem ini tidak terpengaruh oleh perubahan iklim sehingga dapat dibudidayakan sepanjang tahun.
    4. Budidaya untuk ranah komersial dapat dilakukan secara otomatis karena dapat mengurangi biaya tenaga kerja seperti penyiangan gulma, penyemprotan pupuk dan pestisida, penyiraman tanaman dan pengolahan lahan.
    5. Dapat menghemat banyak air karena irigasi dan jenis semprotan lainnya tidak diperlukan dan tidak akan terjadi genangan air.

    Kekurangan Hidroponik

    Adapun kekurangan pada sistem ini meliputi:

    1. Membutuhkan pengetahuan teknis yang ekstra mengenai pembuatan instalasi secara baik dan benar.
    2. Biaya awal yang cukup besar terutama jika ditujukan untuk budidaya skala komersial.
    3. Tanaman dalam satu instalasi berbagi nutrisi yang sama pada larutan airnya, sehingga jika terdapat penyakit yang terbawa oleh air tersebut dapat dengan mudah menyebar dari satu tanaman ke tanaman lainnya.

    Jenis Sistem Hidroponik

    Pemilihan sistem sendiri harus mempertimbangkan berbagai macam faktor seperti lokasi kebun, cuaca tahunan, sumber air yang tersedia di kebun, pasokan listrik, dan kontur tanah tempat berdirinya instalasi hidroponik.

    Terdapat beberapa jenis dan sistem yang cocok untuk digunakan di Indonesia, berbagai macam sistem ini memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing.

    Jenis-jenis instalasi yang biasa dikembangkan pun cukup beraneka ragam, mulai dari yang mudah untuk dibuat hingga memerlukan pengetahuan teknis lebih lanjut untuk pembuatannya. Jenis-jenis instalasi yang umum digunakan antara lain:

    1. Wick System (Sistem Sumbu)
    2. Float Hydroponic System (Rakit Apung)
    3.  Ebb and Flow (Pasang dan Surut)
    4. Drip irrigation (Irigasi Tetes)
    5. Deep Water Culture (DWC)
    6. Nutrient Film Technique (NFT)
    7. Akuaponik
    8. Aeroponik


    Media Tanam

    Media tanam sangat berperan penting dan berfungsi untuk menopang tanaman agar mampu berdiri tegak. Salah satu penentu keberhasilan dalam berhidroponik adalah pemilihan media tanam yang tepat. Media tanam yang baik harus dapat menyediakan air, zat hara, dan oksigen, serta tidak mengandung zat beracun bagi tanaman. Berikut ini adalah beberapa media tanam yang sering digunakan dan mudah didapatkan oleh para petani hidroponik di Indonesia :

    1. Rock Wool
    2. Arang Sekam
    3. Cocopeat
    4. Spons
    5. Batang dan akar pakis
    6. Kerikil
    7. Pasir
    8. Kapas
    9. Gabus atau styrofoam
    10. Moss
    11. Perlite
    12. Vermiculite
    13. Pumice
    14. Hydroton
    15. Hydrogel

    Nutrisi atau Hara

    Tanaman dapat memperoleh nutrisi dari tanah, udara maupun air. Budidaya secara hidroponik memerlukan larutan yang diberikan secara terus-menerus sebagai nutrisi. Di antara faktor-faktor yang mempengaruhi sistem produksi hidroponik, larutan nutrisi merupakan salah satu faktor penentu yang paling penting dari produksi tanaman. Terdapat parameter penting dalam pembuatan larutan air nutrisi dan dalam pembuatannya terdapat hal penting yang perlu diketahui seperti larutan hara, kondisi larutan, suhu larutan dan pH larutan.

    Permasalahan Yang Sering Dijumpai

    Permasalahan yang sering dijumpai pada metode ini bisa dibilang hampir sama dengan metode pertanian menggunakan tanah seperti hama & jamur.

    Akan tetapi yang membedakannya dengan metode konvensional adalah Air. Air yang digunakan untuk bercocok tanam harus selalu diperhatikan oleh petani mulai dari kadar nutrisi yang terlarut dalam air (PPM), pH yang stabil diantara angka 5.5 – 6.5, dan juga suhu air.

    Terdapat pribahasa yang sering kita dengar “Mencegah lebih baik daripada mengobati”, maka dari itu Kebun Pintar mencoba untuk merangkum beberapa permasalahan yang sering dijumpai oleh para petani :

    Hama & Jamur

    ham dan jamur pada tanaman hidroponik
    Hama dan jamur pada tanaman

    Baik bercocok tanam dengan metode konvensional ataupun dengan metode ini, hama dan jamur menjadi musuh bersama yang sering kita hadapi.

    Berbagai macam jenis hama seperti ulat grayak, belalang, tikus sering muncul tanpa undangan ke kebun atau lahan pertanian, dan disaat musim penghujan tak luput juga dihinggapi oleh jamur-jamur yang dapat menyebar secara masif dalam waktu yang cepat dikarenakan tingkat kelembaban yang tinggi saat musim hujan.


    Busuk Akar

    busuk akar hidroponik
    Ilustrasi busuk akar

    Busuk akar adalah permasalahan yang sering dihadapi oleh petani pemula, busuk akar sendiri diakibatkan oleh kurangnya suplai oksigen yang terlarut dalam air atau biasa disebut dengan istilah Dissolved Oxygen.

    dissolved oxygen pada air hidroponik
    Tabel korelasi kandungan oksigen dan suhu air

    Penyebab kurangnya kandungan oksigen yang terlarut di dalam air salah satunya adalah suhu air yang tinggi saat siang hari. seperti yang dapat kita lihat pada tabel diatas, semakin dingin suhu air akan berbanding lurus dengan kandungan oksigen yang terlarut dalam air.

    Maka dari itu, pertahankan suhu air antara 20-25 derajat celcius untuk kadar oksigen yang cukup untuk tumbuh kembang tumbuhan. 

    Tips Memulai Hidroponik

    Setelah kamu membaca berbagai macam penjelasan dari A-Z terkait dengan hidroponik, saatnya kita mulai membahas tips-tips yang dapat dilakukan untuk memulai bercocok tanam dengan menggunakan metode hidroponik.

    Mulai dari Skala Kecil

    Tips ini berdasarkan dari pengalaman tim Kebun Pintar dalam memulai bercocok tanam dengan menggunakan metode hidroponik. Buat sekitar 10-30 lubang tanam dengan sistem wick untuk mendapatkan “sensasi” bertani dan menajamkan intuisi kita dalam berkebun. 

    Tentukan Jenis Sistem Hidroponik yang diinginkan.

    Setelah mendapatkan “sensasi” serunya bercocok tanam dan menyadari bahwa bisnis hidroponik dapat mendatangkan uang yang lumayan besar setiap bulannya, mulailah beranjak ke tingkat selanjutnya dengan membuat instalasi yang lebih besar diatas 1000 lubang. Metode yang sering digunakan untuk skala bisnis adalah metode NFT. 

    Dokumentasikan Seluruh Kegiatan Berkebun

    Dokumentasikan seluruh kegiatan berkebunmu, mulai dari jumlah berapa banyak jumlah bibit yang kamu semai, jenis komoditas dan varietas, waktu semai tanam dan panen, berapa banyak hasil panen yang kamu dapatkan, hingga berapa pemasukan yang kamu dapat setiap bulan dari hasil penjualan hidroponik.

    Hal ini penting untuk mengukur efektifitas dan produktifitas kebunmu, dan memudahkanmu untuk mencari permasalahan yang bakal kamu hadapi saat bercocok tanam.


    Jangan Lupa Selalu Cek Parameter Yang Ada di Kebun Kamu!

    Pengecekan ini penting untuk dilakukan, pastikan seluruh parameter krusial yang berada di kebun mulai dari suhu lingkungan, kelembaban, pH, suhu air, dan kandungan PPM dalam ambang normal.

    Jenis - Jenis Sistem Hidroponik yang Mudah Untuk Dibuat

     Ingin menanam sayuran segar sendiri tanpa perlu lahan luas dan tanah yang kotor? Sistem hidroponik bisa jadi solusinya! Metode bertanam tanpa tanah ini semakin populer karena lebih praktis, hemat air, dan bisa dilakukan di rumah, bahkan di ruang terbatas.

    Dalam blog ini, kita akan membahas cara membuat sistem hidroponik yang simpel, murah, dan cocok untuk pemula. Yuk, mulai bertanam dengan mudah dan nikmati hasil panen sehat dari kebun hidroponik sendiri!


    Apa Itu Hidroponik?

    Hidroponik adalah metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah, melainkan dengan air yang sudah diperkaya dengan nutrisi. Sistem ini memungkinkan tanaman tumbuh lebih cepat dan sehat karena mendapatkan nutrisi yang langsung diserap oleh akarnya.

    Keuntungan utama dari hidroponik antara lain:

    Hemat air – Menggunakan lebih sedikit air dibandingkan metode konvensional.
    Bisa dilakukan di mana saja – Cocok untuk pekarangan sempit atau bahkan di dalam ruangan.
    Pertumbuhan lebih cepat – Tanaman mendapatkan nutrisi yang langsung terserap oleh akar.
    Bebas dari tanah dan hama tertentu – Mengurangi risiko serangan hama yang hidup di tanah.


    Jenis-Jenis Sistem Hidroponik Sederhana

    Untuk pemula, ada beberapa sistem hidroponik yang mudah dibuat dengan bahan-bahan yang terjangkau. Berikut beberapa pilihan yang bisa dicoba:

    1. Sistem Wick (Sumbu)

    🟢 Cocok untuk pemula
    🟢 Tanpa listrik
    🟢 Murah dan mudah dibuat

    Sistem wick adalah yang paling sederhana. Cara kerjanya menggunakan sumbu (misalnya kain flanel) yang menghubungkan larutan nutrisi di bawah ke akar tanaman.

    📌 Cara Membuatnya:

    • Siapkan botol bekas atau wadah plastik.
    • Potong botol menjadi dua bagian, lalu balik bagian atasnya.
    • Gunakan kain flanel atau sumbu untuk menghubungkan larutan nutrisi ke akar tanaman.
    • Letakkan bibit tanaman pada media tanam seperti rockwool atau arang sekam.
    • Isi bagian bawah botol dengan larutan nutrisi.

    🌿 Tanaman yang cocok: Selada, bayam, pakcoy.


    2. Sistem NFT (Nutrient Film Technique)

    💡 Butuh pompa air kecil
    💡 Hasil lebih optimal
    💡 Cocok untuk skala lebih besar

    NFT adalah metode di mana air mengalir secara tipis melalui pipa atau talang yang telah dilubangi sebagai tempat tanaman. Sistem ini memastikan akar mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup.

    📌 Cara Membuatnya:

    • Siapkan talang air atau pipa PVC dan buat lubang di sepanjang pipa.
    • Letakkan tanaman di lubang-lubang tersebut menggunakan netpot dan rockwool.
    • Pompa air akan mengalirkan larutan nutrisi ke akar tanaman secara terus-menerus.
    • Pastikan pipa dipasang dengan kemiringan agar air dapat mengalir kembali ke bak nutrisi.

    🌿 Tanaman yang cocok: Kangkung, selada, tomat, cabai.


    3. Sistem DFT (Deep Flow Technique)

    💧 Mirip NFT, tetapi air lebih banyak
    💧 Cocok untuk tanaman yang lebih besar

    DFT hampir sama dengan NFT, tetapi larutan nutrisi yang mengalir lebih banyak, sehingga tanaman memiliki cadangan air jika pompa mati.

    📌 Cara Membuatnya:

    • Gunakan wadah atau talang dengan kedalaman lebih dalam dibanding NFT.
    • Larutan nutrisi akan menggenangi akar tanaman hingga beberapa sentimeter.
    • Sistem ini lebih stabil jika terjadi mati listrik karena masih ada air yang tersedia untuk tanaman.

    🌿 Tanaman yang cocok: Sawi, caisim, kangkung.


    4. Sistem Rakit Apung – Hemat Biaya dan Mudah Dirawat

    💡 Kelebihan: Cocok untuk skala kecil hingga besar, tanpa pompa air.
    🛠 Bahan yang Dibutuhkan:

    • Wadah plastik besar atau bak air
    • Styrofoam
    • Netpot atau gelas plastik bekas
    • Larutan nutrisi

    🔧 Cara Membuat:

    1. Potong styrofoam dan buat lubang sesuai ukuran netpot.
    2. Letakkan bibit tanaman dalam netpot dengan media tanam rockwool atau arang sekam.
    3. Isi bak dengan larutan nutrisi hingga menyentuh akar tanaman.
    4. Pastikan styrofoam tetap mengapung di atas larutan.

    🌱 Tanaman yang Cocok: Kangkung, selada, sawi.


    Sistem Dutch Bucket – Cocok untuk Tanaman Buah

    💡 Kelebihan: Cocok untuk tanaman berakar besar seperti tomat dan cabai.
    🛠 Bahan yang Dibutuhkan:

    • Ember atau wadah plastik (bucket)
    • Media tanam (kerikil, pasir, sekam bakar)
    • Pipa dan pompa air
    • Larutan nutrisi hidroponik


    🔧 Cara Membuat:

    1. Lubangi bagian bawah ember untuk saluran drainase.
    2. Isi ember dengan media tanam pilihan.
    3. Tanam bibit di tengah ember dan pasang sistem irigasi tetes.
    4. Pompa akan mengalirkan larutan nutrisi secara berkala ke ember.
    5. Pastikan larutan nutrisi kembali ke tangki agar bisa digunakan ulang.

    🌱 Tanaman yang Cocok: Tomat, cabai, melon, mentimun, terong.


    5. Sistem Aeroponik – Menanam dengan Kabut Nutrisi

    💡 Kelebihan: Memaksimalkan pertumbuhan dengan oksigen dan nutrisi optimal.
    🛠 Bahan yang Dibutuhkan:

    • Wadah tertutup atau boks plastik
    • Nozzle kabut atau sprayer
    • Pompa udara
    • Larutan nutrisi hidroponik


    🔧 Cara Membuat:

    1. Lubangi bagian atas wadah untuk tempat netpot.
    2. Pasang sprayer atau nozzle kabut di dalam wadah.
    3. Tanam bibit dengan media tanam seperti rockwool.
    4. Pompa akan menyemprotkan kabut nutrisi ke akar tanaman.
    5. Pastikan akar tetap mendapatkan kelembaban yang cukup.

    🌱 Tanaman yang Cocok: Selada, stroberi, bayam, herbal.


    Macam-Macam Jenis Tanaman Hidroponik: Solusi Berkebun Modern untuk Ruang Terbatas

    Saat ini, hidroponik semakin populer sebagai metode berkebun yang praktis dan efisien, terutama bagi mereka yang tinggal di perkotaan dengan lahan terbatas. Tanpa perlu tanah, tanaman dapat tumbuh subur dengan hanya menggunakan air dan nutrisi yang tepat. Dari sayuran hijau segar hingga buah-buahan yang lezat, hampir semua jenis tanaman bisa ditanam dengan teknik ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai macam jenis tanaman hidroponik yang cocok ditanam di rumah, serta manfaat dan keunggulan masing-masing. Bagi Anda yang tertarik memulai kebun hidroponik, simak penjelasan lengkapnya!


    1.  Selada

    Selada adalah salah satu jenis tanaman hidroponik yang paling populer dan mudah ditanam. Tanaman ini tumbuh dengan cepat, sehingga cocok untuk para pemula yang baru mengenal hidroponik. Selain itu, selada tidak memerlukan banyak ruang dan dapat tumbuh dengan baik di sistem hidroponik apapun, seperti NFT (Nutrient Film Technique) atau sistem wick. Dalam waktu sekitar adalah 58 hari sejak benih pertama kali disemai, selada siap dipanen dan dapat dijadikan bahan salad yang segar dan sehat.

    Keunggulan:

    • Pertumbuhannya cepat
    • Mudah dirawat
    • Dapat dipanen dalam waktu singkat

    2. Tomat

    Tomat adalah tanaman buah yang juga dapat ditanam dengan sistem hidroponik. Dengan teknik yang tepat, tomat dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang lebat meski ditanam di dalam ruangan atau lahan terbatas. Sistem hidroponik yang ideal untuk tomat adalah sistem Wick atau Deep Water Culture (DWC), yang dapat memberikan pasokan air dan nutrisi yang cukup untuk tanaman ini. Tomat yang ditanam dengan hidroponik umumnya lebih tahan terhadap hama dan penyakit.

    Keunggulan:

    • tomat hidroponik memiliki hasil panen yang lebih baik dan lebih cepat.
    • memiliki kualitas buah yang lebih baik dan lebih sehat dibandingan dengan tomat tanah.
    • memiliki kontrol lingkungan yang lebih baik, seperti suhu dan kelembaban yang sangat penting bagi pertumbuhan dan produksi buah tomat.

    3. Bayam

    Bayam adalah tanaman hijau yang kaya akan nutrisi dan sangat cocok untuk ditanam dengan metode hidroponik. Bayam tumbuh dengan baik dalam sistem hidroponik seperti sistem Wick atau Ebb and Flow. Tanaman ini tumbuh cepat dan bisa dipanen dalam waktu singkat, membuatnya ideal untuk kebun hidroponik di rumah. Selain itu, bayam juga tidak memerlukan banyak cahaya matahari, sehingga bisa ditanam di dalam ruangan.

    Keunggulan:

    • Kaya nutrisi
    • Mudah tumbuh dalam berbagai sistem hidroponik
    • Dapat ditanam dalam ruangan dengan cahaya buatan

    4. Kangkung

    Kangkung merupakan tanaman yang sangat direkomendasikan untuk hidroponik karena tumbuh dengan cepat dan mudah. Selain mudah ditanam, kangkung juga memiliki manfaat yang sangat banyak, termasuk kandungan zat besi yang bisa berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Selain itu, zat besi yang terkandung dalam kangkung juga bermanfaat untuk pembentukan hemoglobin sehingga bisa mencegah anemia atau kekurangan darah.


    Keunggulan :

    • Tahan hama dan penyakit
    • Pertumbuhan Cepat

    5. Paprika

    Paprika adalah tanaman buah yang dapat tumbuh subur dalam sistem hidroponik. Dengan menyediakan pasokan air dan nutrisi yang cukup, paprika dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah berwarna cerah dan penuh cita rasa. Dalam sistem hidroponik, paprika cenderung lebih cepat berbuah dibandingkan dengan menanamnya di tanah. Paprika bisa ditanam dengan sistem Wick atau DWC.



    Keunggulan :

    • Hasil Panen Melimpah
    • Kualitas Buah Unggul


    6. Pakcoy

    Pakcoy, atau dikenal juga sebagai bok choy, adalah sayuran hijau yang sering digunakan dalam masakan Asia. Tanaman ini memiliki waktu panen sekitar 30 hari dan kaya akan vitamin C, vitamin K, dan kalsium. Keunggulan pakcoy dalam budidaya hidroponik adalah pertumbuhannya yang cepat dan kemampuannya beradaptasi dengan baik dalam sistem hidroponik, menghasilkan daun yang renyah dan lezat.


    Keunggulan :

    • Cepat Panen: Bisa dipanen dalam 30 hari.
    • Tekstur Renyah: Lebih segar dan berkualitas tinggi dalam sistem hidroponik.
    • Kaya Vitamin: Mengandung vitamin C, K, dan kalsium yang baik untuk tubuh.


    7. Seledri

    Seledri adalah tanaman herbal yang sering digunakan sebagai bumbu masakan dan memiliki berbagai manfaat kesehatan. Dalam budidaya hidroponik, seledri dapat tumbuh dengan baik menggunakan sistem wick atau sumbu.


    Keunggulan :

    • Tumbuh Seragam: Tidak terpengaruh oleh kualitas tanah.
    • Rasa Lebih Kuat: Aroma lebih tajam dan lebih hijau dibandingkan tanam di tanah.
    • Cocok untuk Hidroponik Wick System: Bisa tumbuh dengan metode hidroponik sederhana

    8. Sawi

    Sawi adalah tanaman sayuran berdaun hijau yang termasuk dalam keluarga Brassicaceae. Tanaman ini memiliki batang yang lunak, daun berbentuk lonjong atau lebar, serta akar serabut. Sawi tumbuh dengan baik di daerah beriklim tropis dan subtropis, serta dapat ditanam di tanah atau menggunakan metode hidroponik.




    Keunggulan :

    • Mudah Dibudidayakan – Bisa tumbuh di tanah atau secara hidroponik dengan perawatan yang sederhana.
    • Cepat Panen – Hanya membutuhkan waktu sekitar 1 bulan untuk dipanen.
    • Kaya Nutrisi – Mengandung vitamin A, C, K, kalsium, serat, dan antioksidan.



    Hidroponik bukan hanya sekadar tren, melainkan solusi inovatif untuk bertani di masa depan. Dengan teknik ini, kita bisa menanam berbagai macam sayuran dan buah-buahan berkualitas tinggi, bahkan di lahan terbatas atau area perkotaan. Keunggulan seperti waktu panen yang singkat, hasil yang lebih bersih, dan kontrol nutrisi yang optimal membuat hidroponik menjadi pilihan yang sangat menjanjikan.

    Baik untuk konsumsi pribadi maupun sebagai peluang bisnis, budidaya hidroponik menawarkan keuntungan yang sulit diabaikan. Jadi, kalau Tuan tertarik memulai kebun hidroponik sendiri, jangan ragu untuk mencoba! Dengan sedikit dedikasi dan perawatan yang tepat, tanaman akan tumbuh subur dan siap panen kapan saja.

    HIDROPONIK

    Hidroponik A–Z : Pengertian, Jenis & 4 Tips Memulainya

      Hidroponik semakin diminati oleh warga Indonesia semenjak pandemi tahun 2020. Berdasarkan history pencarian Google Trends bulan Juni tahun...

    yang lain